Senin, 13 Mei 2013

ASUHAN POST PARTUM

      ASUHAN POST PARTUM PADA IBU


POST PARTUM CARE
1.      Post partum adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2.      Post partum dimulai setelah kelahiran plasentadan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamilyang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3.      Post partum merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak  hamil yang normal.(F.Garycunningham,Mac Donald,1995:281).
ASUHAN POST PARTUM PADA IBU : ARTIKEL LENGKAP
Mother and Son
4.      Post partum adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
TUJUAN
Tujuan dari pemberian asuhan pada post partum untuk .
1.      Menjaga kesehatan ibudan bayinya, baik fisik maupun psikologis. 
2.      Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. 
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatandiri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana. 
5.      Mendapatkan kesehatan emosi.
PERAN DAN TANGGUNGJAWAB BIDAN
Peran dan tanggung jawab bidan memiliki peranan yang sangat pentingdalam pemberian asuhanpost partum.Adapun peran dan tanggung jawab dalammasanifasantara lain :
1.      Memberikandukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 
2.      Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. 
3.      Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4.      Membuat kebijakan,perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5.      Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6.      Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,mengenali tanda-tanda bahaya,menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.      Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama  priodenifas.
8.      Memberikan asuhan secara professional
TAHAPAN POST PARTUM
Tahapan postpartum terbagi menjadi tiga tahapan,yaitu :
1.      Puerperiumdini suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiridan berjalan-jalan.
2.      Puerperium intermedialSuatu masa dimana kepulihan dari organ-organreproduksiselama kurang lebih enam minggu.
3.      Remote puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehatkembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selamahamilatauwaktupersalinanmengalamikomplikasi
KUNJUNGAN POST PARTUM SESUAI KEBIJAKAN PROGAM NASIONAL
Kebijakan program nasional pada post partum yaitu paling sedikit empatkali melakukan kunjungan pada post partum , dengan tujuan untuk :
1.      Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. 
2.      Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibunifas dan bayinya.
3.      Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. 
4.      Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masanifas: 
JADWAL KUNJUNGAN DI RUMAH 
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana (Prawirohardjo, 2002)

Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.

Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada pelaksanaannya bisa cukup umur, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif perawatan bersama keluarga.
1.      Perencanaan Kunjungan Rumah
a.       Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien ke rumah
b.      Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga
c.       Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
2.      Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini dapat meliputi:
a.       Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien
b.      Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar lingkungan rumah klien
c.       Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan
d.      Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai (Ambar, 2009).
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :
1.      Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)

Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24 jam pasca salin.

Adapun tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :
a.       Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b.      Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
c.       Pemberi ASI awal : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara ekslusif, cara menyusui yag baik, mencegah nyeri puting dan perawatan puting (Meilani, 2009: 54)
d.      Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
e.       Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
f.       Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil .
g.      Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya/ jumlah yang semestinya, adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak keras dan TFU menaik.
h.      Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan ke pasien mengenai involusi uterus.
i.        Pembahasan tentang kelahiran, kaji perasaan ibu.
j.         Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.
k.      Bidan memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi dan rencana menghadai kegawat daruratan (Meilani, 2009: 54)
2.      Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :
a.       Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
c.       Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
d.      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
e.       Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat (Ambarwati, 2010)
f.        Diet : makanan seimbang, banyak mengandung protein, serat dan air sebanyak 8-10 gelas per hari untuk mencegah konstipasi kebutuhan kalori untuk laktasi, zat besi, vitamin A.
g.      Kebersihan/ perawatan diri sendiri, terutama putting susu dan perineum.
h.      Senam kegel serta senam perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu.
i.        Kebutuhan akan istirahat : cukup tidur.
j.        Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues.
k.      Keluarga berencana melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas.
l.        Tanda-tanda bahaya : kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda bahaya,
m.    Perjanjian untuk pertemuan berikutnya (Meilani, 2009: 54).
3.      Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Untuk lebih jelasnya tujuan daripada kunjungan yang ketiga yaitu :
a.       Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal (Ambarwati, 2010).
b.      Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
c.       Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
d.      Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
e.       Gizi : zat besi/ folat, makanan yang bergizi
f.       Menentukan dan menyediakan metode dan alat KB
g.      Senam : rencana senam lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen kembali normal
h.      Keterampilan membesarkan dan membina anak
i.        Rencana untuk asuhan selanjutnya bagi ibu
j.        Rencana untuk chek-up bayi serta imunisasi (Meilani, 2009: 54-55).
4.      Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
a.       Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapi
b.      Tali pusat harus tetap kencang
c.       Perhatikan kondisi umum bayi (Ambarwati, 2009: 88).
d.      Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini .
TINDAKAN YANG BAIK UNTUK ASUHAN MASA NIFAS NORMAL PADA IBU DI RUMAH YAITU:
1.      Kebersihan Diri
a.       Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b.      Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c.       Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d.      Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e.       Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2.      Istirahat
a.       Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b.      Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c.       Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
3.      Latihan
a.       Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung
b.      Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, seperti:
1)      Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.
2)      Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.
3)      Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4.      Gizi
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
a.       Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b.      Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c.       Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d.      Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e.       Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
5.      Perawatan Payudara
Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :
a.       Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b.      Mengenakan BH yang menyokong payudara.
c.       Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.
d.      Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.
e.       Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1)      Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.
2)      Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3)      Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
4)      Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan.
5)      Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6)      Payudara dikeringkan.
6.      Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
7.      Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali
Untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2% kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.
Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
b. Kelebihan/ keuntungan
c. Kekurangannya
d. Efek samping
e. Bagaimana menggunakan metode ini.
f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui
Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.
PROSES INVOLUSI UTERUS
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami prosesproteolitik, berangsur-angsur akan mengecil dari 1000 gram sehingga pada akhirkala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram. Proses proteolitik adalahpemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urin setelah persalinan, sehiggahasil pemecahan protein dapat dikeluarkan. Proses involusi dapat dilihat padatable sebagai berikut :
Proses involusi uterus pada bekas implantasi plasenta,terdapat gambaransebagai berikut :
1.      Bekas implantasi plasenta setelah plasenta lahir seluas 12 X 15 cm,permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.
2.      Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disampingpembuluh darah tertutup karena kontraksi otot rahim.
3.      Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke 2 sebesar6 sampai 8 cm, dan akhir puerium sebesar 2 cm.
4.      Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosisbersama dengan lokia.
5.      Luka bekas implantasi plesenta akan sembuh karena pertumbuhanendometrium yang berasal dari tepi lupa dan lapisan basalisendometrium.
6.      Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari dari masa puerperium

By: Irma Nadziroh Amd.Keb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar