Sabtu, 11 Mei 2013

AYU ARDANI



LANDASAN TEORI
AMENORE


A.    Pengertian
Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Secara umum amenoria dibedakan menjadi 2 yaitu amenoria fisiologis dan amenoria patologis. Contoh amenoria fisiologis misalnya kehamilan, laktasi menopause dan pubertas sedangkan amenore patologis dapat dibagi rnenjadi 2 yaitu amenore sekunder dan amenore primer.

B.     Penyebab Amenorea
Penyebab amenore bisa terjadi akibat kelainan otak, kelenjar hipofisa, keleniar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium, maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya..

C.    Gejala Aminorea
Gelala amenorea bervariasi tergantung pada penyebabnya
Ø  Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalarni pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
Ø  Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.
Ø  Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan pada amenorea adalah
Ø  Sakit kepala
Ø  Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang   menyusui)
Ø  Gangguan pengiihatan (pada tumor hipoisa)
Ø  Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Ø  Vagina yang kering    
Ø  Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

D.    Pembagian Aminore
  1. Aminore Primer
Aminorea primer yaitu dimana seorang wanita berurrtur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid
Penyebab aminore primer antara lain:
1)      Tertundanya menarche ( mens pertama )
2)      Kelainan bawaan pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, servix yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina)
3)      Terlalu sempit / himen inperforata
4)      Penurunan berat badan yang derastis
5)      Kelainan kromosom ( misalnya sindrom turner / sindrom swyer, dimana set hanya mengandung satu      kromosom x )
6)      Obesitas yang ekstrem
7)      Hipoglikimia
8)      Hermaprodit sejati
9)      Penyakit menahun
10)  Kekurangan gizi
11)  Penyakit cushing
  1. Amenore Sekunder
Amenorea sekunder adalah keadaan dimana penderita pernah mendapat hasil tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Penyebab aminore sekunder antara lain :
1)      Kehamilan
2)      Kecemasan akan kehamilan
3)      Penurunan berat badan yang derastis
4)      Olahraga yang berlebihan
5)      Lemak tubuh kurang dari 15 – 17%
6)      Mengkonsumsi hormon tambahan
7)      Obesitas
8)      Menopause
9)      Stres emosional
10)  Kelainan endokrin (misalnya sindroma cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11)  Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12)  Prosedur dilatasi dan kuretase
13)  Kelainan pada rahim, mola hidatosa (tumor plascnta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pcmbcda!:an).

Rencana Pemeriksaan
Tahap pertama evaluasi amenorea adalah anamnesa yang seksama akan riwayat menstruasi, stress psikososial / emosional dan kegitan seksual. Tahap kedua adalah pemeriksaan fisik, perkembangan kelamin sekunder, dan perkembangan kelenjar gondok atau kelenjar air susu. Jika tidak ada abnormal itas pastikarn tidak ada kehamilan.
Pemeriksaan lab berikut yang penting adalah kadar prolaktin dan kadar tiroid ( TSH ) dilakukan pula tes progesterone. Bila hasil positif pada kadar prolaktin dan tiroid yang normal maka amenorea yang disebabkan karena siklus ovulasi. Bila kadar prolaktin tinggi diagnosanya hiperprolaktinimea, bila TSH tinggi maka maka diagnosanya adalah hipotirodisme. Bila hasil tes progesterone negative dan diagnosa belum jelas maka dilakukan tes estrogen dan progesterone (yaitu minum obat hormone estrogen selama 21 hari, dan hormone progesterone selama 10 hari terakhir ) bila setelah minum obat habis timbul haid lanjutkan pemeriksaan hormone FSH. Jika FSH tinggi dan pasien berusia lebih dari 30 tahun indikasi untuk pemberian kromosum X. peluan 25% tumor ganas ovarium. Jika FSH normal atau rendahlak-ukan CT scan kepala. Bila tidak timbul haid pemeriksaan pada rahim, sindromushems aciaia'n sang paling mungkin.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
Ø  Biopsiendometrium
Ø  Progestin withdrawal
Ø  Kadar prolaktin
Ø  Kadar hormone ( misalnya progesteron )
Ø  Kadar FSH
Ø  CT scan kepala ( diduga ada hormone hipofisia )

Penanggulangan Aminorea
Tiap penderita harus diobati sesuai dengan penyebab aminore :
  Penurunan berat badan yang derastis atau penderita menjadi sangat kurus karena tidak ada nafsu makan, ada gangguan gizi yang berat tapi tanpa latergi dan rasa nyeri diepigastrium, tingkat           metabolisrne basal yang rendah, hipoglikerni, suhu lebih rendah dari normal dan bradikardi. Gejala-gejala menunjukkan adanya gangguan metabolisme karena menurunnya fungsi hipofisis atau mungkin karena adanya gangguan fungsi hipotalamus. Penaggulangan medikasi umumnya hanya diberikan suplemen hormonal misalnya hormone progesterone, namun yang terpenting adalag per•baikan pola makanan, jika berat badan baik lagi maka haid akan dapat kembali lagi dalam 3 bulan.
  Sindrom female athletic triad biasanya muncul gejala kombinasi amenorrhea, aneroksia, dan osteoporosis sebagai akiabat terteken nya tubuh dan berkurangnya produksi estrogen dan ovulasi. Bahanya meskipun tubuh tak akan sangat kurus dan siklus haid tak benar-benar berhenti. Tulang akan menipis dan mudah terserang patah tulang dan komplikasi serius osteoporosis untung nya pengobatan biasanya berhasil menekan kadar prolaktin dan mengembalikan siklus normal.
  Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan , termasuk perbaikan gizi , kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan teneng dan sebagainya.Pemberian tiroid tidak banyak gunanya, kecuali jika ada hipotiroidi. Demikian pula pemberian kortikoseteroid hanya bermanfaat pada amenorea berdasarkan gangguan fungsi galndula suprarenalis.
  Pemberian estrogen dan progesterone dapat menimbulkan perdarahan secara siklis. Akan tetapi perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding dan bukan haid yang didahului oleh ovulasi. Terapi ini ada gunanya pada hipoplasia uteri, dan kadang-kadang walaupun jarang dapat menimbulkan mekanisme siklus haid lagi pada gangguan yang ringan,
  Tetapi yang paling penting pada pemeriksaan ginekologi tidak ada kelainan yang mencolok yang dapat menyebabkan ovulasi. Dalarn hal ini ada dua cara yaitu yang satu pemberian hormone gonadotropin yang berasal dari hipofisis dan yang lain pemberian klomifen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar