LANDASAN
TEORI
AMENORE
A. Pengertian
Amenorea
adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Secara umum amenoria dibedakan menjadi 2 yaitu amenoria fisiologis dan amenoria
patologis. Contoh amenoria fisiologis misalnya kehamilan, laktasi menopause dan
pubertas sedangkan amenore patologis dapat dibagi rnenjadi 2 yaitu amenore
sekunder dan amenore primer.
B. Penyebab Amenorea
Penyebab
amenore bisa terjadi akibat kelainan otak, kelenjar hipofisa, keleniar tiroid,
kelenjar adrenal, ovarium, maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya..
C. Gejala Aminorea
Gelala amenorea bervariasi
tergantung pada penyebabnya
Ø
Jika penyebabnya adalah kegagalan
mengalarni pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta
perubahan bentuk tubuh.
Ø
Jika penyebabnya adalah kehamilan,
akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.
Ø
Jika penyebabnya adalah kadar
hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,
kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Gejala lain yang mungkin dapat
ditemukan pada amenorea adalah
Ø
Sakit kepala
Ø
Galaktore (pembentukan air susu
pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
Ø
Gangguan pengiihatan (pada tumor
hipoisa)
Ø
Penurunan atau penambahan berat
badan yang berarti
Ø
Vagina yang kering
Ø
Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang
berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran
payudara
D. Pembagian Aminore
- Aminore Primer
Aminorea primer yaitu dimana
seorang wanita berurrtur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid
Penyebab aminore primer antara
lain:
1)
Tertundanya menarche ( mens pertama
)
2)
Kelainan bawaan pada sistem kelamin
( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, servix
yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina)
3)
Terlalu sempit / himen inperforata
4)
Penurunan berat badan yang derastis
5) Kelainan kromosom ( misalnya
sindrom turner / sindrom swyer, dimana set hanya mengandung satu kromosom x )
6)
Obesitas yang ekstrem
7)
Hipoglikimia
8)
Hermaprodit sejati
9)
Penyakit menahun
10) Kekurangan
gizi
11) Penyakit
cushing
- Amenore Sekunder
Amenorea sekunder adalah keadaan
dimana penderita pernah mendapat hasil tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Penyebab aminore sekunder antara
lain :
1)
Kehamilan
2)
Kecemasan akan kehamilan
3)
Penurunan berat badan yang derastis
4)
Olahraga yang berlebihan
5)
Lemak tubuh kurang dari 15 – 17%
6)
Mengkonsumsi hormon tambahan
7)
Obesitas
8)
Menopause
9)
Stres emosional
10) Kelainan
endokrin (misalnya sindroma cushing
yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11) Obat-obatan
(misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12) Prosedur
dilatasi dan kuretase
13) Kelainan
pada rahim, mola hidatosa (tumor
plascnta) dan sindrom Asherman (pembentukan
jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pcmbcda!:an).
Rencana
Pemeriksaan
Tahap pertama evaluasi amenorea
adalah anamnesa yang seksama akan riwayat menstruasi, stress psikososial /
emosional dan kegitan seksual. Tahap kedua adalah pemeriksaan fisik,
perkembangan kelamin sekunder, dan perkembangan kelenjar gondok atau kelenjar
air susu. Jika tidak ada abnormal itas pastikarn tidak ada kehamilan.
Pemeriksaan lab berikut yang
penting adalah kadar prolaktin dan kadar tiroid ( TSH ) dilakukan pula tes
progesterone. Bila hasil positif pada kadar prolaktin dan tiroid yang normal
maka amenorea yang disebabkan karena siklus ovulasi. Bila kadar prolaktin
tinggi diagnosanya hiperprolaktinimea, bila TSH tinggi maka maka diagnosanya
adalah hipotirodisme. Bila hasil tes progesterone negative dan diagnosa belum
jelas maka dilakukan tes estrogen dan progesterone (yaitu minum obat hormone
estrogen selama 21 hari, dan hormone progesterone selama 10 hari terakhir )
bila setelah minum obat habis timbul haid lanjutkan pemeriksaan hormone FSH.
Jika FSH tinggi dan pasien berusia lebih dari 30 tahun indikasi untuk pemberian
kromosum X. peluan 25% tumor ganas ovarium. Jika FSH normal atau rendahlak-ukan
CT scan kepala. Bila tidak timbul haid pemeriksaan pada rahim, sindromushems
aciaia'n sang paling mungkin.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
Ø
Biopsiendometrium
Ø
Progestin withdrawal
Ø
Kadar prolaktin
Ø
Kadar hormone ( misalnya
progesteron )
Ø
Kadar FSH
Ø
CT scan kepala ( diduga ada hormone
hipofisia )
Penanggulangan
Aminorea
Tiap penderita harus diobati sesuai dengan penyebab aminore :
Penurunan berat badan yang derastis
atau penderita menjadi sangat kurus karena tidak ada nafsu makan, ada gangguan
gizi yang berat tapi tanpa latergi dan rasa nyeri diepigastrium, tingkat metabolisrne basal yang rendah,
hipoglikerni, suhu lebih rendah dari normal dan bradikardi. Gejala-gejala
menunjukkan adanya gangguan metabolisme karena menurunnya fungsi hipofisis atau
mungkin karena adanya gangguan fungsi hipotalamus. Penaggulangan medikasi
umumnya hanya diberikan suplemen hormonal misalnya hormone progesterone, namun
yang terpenting adalag per•baikan pola makanan, jika berat badan baik lagi maka
haid akan dapat kembali lagi dalam 3 bulan.
Sindrom female athletic triad
biasanya muncul gejala kombinasi amenorrhea, aneroksia, dan osteoporosis
sebagai akiabat terteken nya tubuh dan berkurangnya produksi estrogen dan
ovulasi. Bahanya meskipun tubuh tak akan sangat kurus dan siklus haid tak
benar-benar berhenti. Tulang akan menipis dan mudah terserang patah tulang dan
komplikasi serius osteoporosis untung nya pengobatan biasanya berhasil menekan
kadar prolaktin dan mengembalikan siklus normal.
Dalam rangka terapi umum dilakukan
tindakan memperbaiki keadaan kesehatan , termasuk perbaikan gizi , kehidupan
dalam lingkungan yang sehat dan teneng dan sebagainya.Pemberian tiroid tidak
banyak gunanya, kecuali jika ada hipotiroidi. Demikian pula pemberian
kortikoseteroid hanya bermanfaat pada amenorea berdasarkan gangguan fungsi
galndula suprarenalis.
Pemberian estrogen dan progesterone
dapat menimbulkan perdarahan secara siklis. Akan tetapi perdarahan ini bersifat
withdrawal bleeding dan bukan haid yang didahului oleh ovulasi. Terapi ini ada
gunanya pada hipoplasia uteri, dan kadang-kadang walaupun jarang dapat
menimbulkan mekanisme siklus haid lagi pada gangguan yang ringan,
Tetapi yang paling penting pada
pemeriksaan ginekologi tidak ada kelainan yang mencolok yang dapat menyebabkan
ovulasi. Dalarn hal ini ada dua cara yaitu yang satu pemberian hormone
gonadotropin yang berasal dari hipofisis dan yang lain pemberian klomifen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar