Minggu, 12 Mei 2013

MAKALAH BIMBINGAN BELAJAR & KONSELING


 By: Erlin Nurhalimah (030112b019)

BAB I
PEMBAHASAN

1.        STRATEGI MENGIKUTI PERKULIAHAN/BELAJAR
A.    Pengertian Belajar
Belajar merupakan perubahan perilaku maupun pengetahuan yang relatif menetap disebabkan oleh pengalaman, strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain (De Poter & Mike Hernacki,1999: 154).
B.     Strategi Belajar
1.      Konsep Belajar Mandiri
Ø  Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun hubungan tersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar,
Ø  Mengetahui konsep belajar mandiri,
Ø  Mengetahui kapan ia harus minta tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan,
Ø  Mengetahui kepada siapa dan dari mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
2.      Media Belajar
Ø  Mengetahui kapan ia perlu mempergunakan media belajar,
Ø  Menyadari bahwa ia harus mengetahui cara mempergunakan media belajar.
3.      Strategi Belajar Efektif
Ø  Mengetahui Strategi Belajar yang Efektif.
C.    Tips Mengikuti Belajar    
Untuk bisa belajar dengan baik khususnya di bangku perkuliahan, ada beberapa tips mengikuti belajar, yaitu:
            1.         Pahami kontrak perkuliahan,
2.         Mengikuti tatap muka minimal 75%,
3.         Belajar terlebih dahulu materi yang akan disajikan oleh dosen,
4.         Tidak terlambat mengikuti kuliah,
5.         Pilih posisi duduk yang strategis,
6.         Membuat catatan kuliah yang merupakan intisari materi perkuliahan,
7.    Aktif bertanya dan berdiskusi dengan dosen, jangan jadi mahasiswa  datang, duduk, dengar,  catat. Jadi latihlah kemampuan berbahasa, 
8.      Salin kembali catatan kuliah secara rinci dan sistematis ke dalam buku khusus.
D.    Proses Aktif Mengikuti Kuliah, Mendengarkan, dan Mencatat Basis Belajar.
1.      Pemberian Kode Catatan,
2.      Mengingat Mempelajari Catatan,
3.      Mengerti bukan Menghafal,
4.      Memindahkan Informasi,
5.      Mengasosiasikan.
E.     Tujuan Belajar
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan belajar adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Suatu tujuan pembelajaran setidaknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.    Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi bermain peran,
2.    Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati,
3.    Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
F.     Komponen Belajar
Tujuan belajar terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu:
1.      Tingkah laku terminal,
*        Komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.

2.      Kondisi-kondisi tes,
*        Komponen ini menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal
3.      Standar perilaku.
*        Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa.
G.    Manfaat Motivasi Belajar
Ada 3 (tiga) fungsi motivasi belajar yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri, yaitu :
1.      Motivasi sebagai Pendorong Perbuatan,
*        Adanya sesuatu yang dicari, maka muncullah minat untuk belajar.
2.      Motivasi sebagai Penggerak Perbuatan,
*        Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap mahasiswa itu sendiri.
3.      Motivasi sebagai Pengarah Perbuatan.
*        Dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan.

2.        STRATEGI MENCATAT
             A .    Pengertian Mencatat                                                      
Mencatat merupakan salah cara manusia meningkatkan efektivitasnya dalam mempelajari sesuatu.
Menurut Adejumo & Ehindero mencatat dengan efektif mencakup tiga hal, yaitu
1.      mampu mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan antar gagasan tersebut dalam suatu paparan,
2.      mampu memahami makna dibalik gagasan-gagasan tersebut,
3.      mampu menyajikan gagasan-gagasan tersebut dengan bahasa anda sendiri.
Mencatat dengan efektif dalam banyak penelitian terbukti meningkatkan kemampuan pembelajaran. Kurang lebih 14 abad yang lampau, Ali bin Abu Thalib pun juga telah mengemukakan pentingnya mencatat lewat peribahasa yang sangat terkenal sampai sekarang yaitu “ ikatlah ilmu dengan mencatatnya”.
Hasil penelitian lain yang cukup menarik adalah, ada eksperimen untuk membandingkan efektivitas pembelajaran diantara 3 metode pembelajaran yaitu:
1.      Dosen membuat catatan di papan tulis atau layar, mahasiswa diminta mengembangkan materi dan catatan sendiri,
2.      Mahasiswa diberi materi full,
3.      Mahasiswa diberi outline atau garis besar materi saja dan kemudian diminta mengembangkan materi tersebut menjadi catatan.
B.     Manfaat Mencatat
Ada beberapa manfaat dari mencatat, yaitu:
1.      Tidak mengantuk dan tetap fokus saat kuliah,
2.      Memiliki dokumentasi tentang apa yang dijelaskan oleh dosen,
3.      Membantu anda dalam belajar,
4.      Membantu anda mengemukakan ide dan gagasan dengan bahasa anda,
5.      Bahan untuk diskusi dengan teman,
6.      Bahan untuk mengerjakan tugas dan makalah.
C.    Hambatan Mencatat
Meskipun mencatat telah terbukti banyak manfaatnya, namun tidak banyak mahasiswa yang menguasai teknik mencatat yang baik, alasannya antara lain:
a.       Kecepatan Kecepatan berbicara orang rata-rata 2 – 3 kata per detik, sedang kecepatan menulis adalah 0.2 – 0.3 kata per detik. Artinya kita harus pandai memilih, memilah dan merangkum informasi mana yang perlu kita catat,
b.      Pandangan bahwa ‘saya lebih baik mendengarkan penjelasan dari pada mencatat’. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah, namun apabila kita tidak cepat-cepat mencatat informasi penting yang disampaikan dosen, bisa jadi anda akan lupa,
c.       Pandangan bahwa ‘saya bisa meminjam atau memfotokopi catatan teman nanti setelah kuliah’. Pandangan ini dalam banyak hal akan merugikan anda, pertama menambah biaya, kedua seringkali anda tidak paham maksud catatan tersebut, ketiga seringkali anda lupa meminjam catatan sampai mendekati masa ujian,
d.      Menggunakan hasil catatan anda adalah salah satu tantangan besar juga, sebab seringkali karena kita mencatat dengan cepat, tulisan kita menjadi tidak terbaca. Ataupun kalau bisa dibaca, maksudnya menjadi tidak jelas. Untuk itu penting sekali untuk menelaah ulang catatan kita dan membandingkan pemahaman kita dengan pemahaman teman-teman kita untuk topik yang sama. Apabila kita memiliki catatan yang lengkap, hal itu akan memudahkan kita untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas.
      D.    Tips Mencatat yang Efektif
Ada 2 tips yang bisa dilakukan untuk bisa mencatat secara efektif yaitu:
1. Persiapan Sebelum Mencatat
Sebelum mencatat harus paham dulu topik dan tujuan dari kuliah, bacaan atau diskusi yang akan dicatat. Apabila materi untuk kuliah atau acara tersebut telah tersedia, agar disarankan untuk membacanya terlebih dahulu.
Lebih bagus lagi jika menggaris bawahi atau mencatat hal-hal yang belum dimengerti untuk nanti ditanyakan di kelas atau di acara tersebut. Pahami juga terminologi atau istilah-istilah yang digunakan dalam materi tersebut, sehingga nantinya dapat langsung ‘nyambung’ dengan pokok bahasan. Datang ke kuliah atau acara lebih awal, dan pilihlah tempat duduk di depan.
Dapat memilih buku catatan yang sesuai dengan keinginan, ada banyak pilihan buku catatan misalnya buku strip, loose leaf, block note, buku saku, notepad dan lain-lain. Apabila mencatat dalam buku saku, note pad atau kertas anda harus ingat untuk mengorganisasikan atau menyalin catatan tersebut untuk menjadi sebuah catatan yang utuh. Loose leaf saat ini sangat diminati oleh mahasiswa, karena sangat fleksible untuk menyusun ulang sesuai dengan masing-masing kuliah yang diikuti. Selain buku catatan juga harus siap dengan alat tulis. Ada beberapa mahasiswa suka mencatat dengan pensil beberapa suka mencatat dengan pena. Stabillo, tip ex, steppler dan penghapus adalah alat-alat tambahan yang baiknya dimiliki oleh tiap mahasiswa.
2. Mendengarkan secara aktif
Kemampuan untuk mendengar secara aktif bukan hanya bermanfaat di bangku kuliah, namun juga sangat bermanfaat bagi karir profesional di masa depan.
Untuk bisa mendengarkan secara aktif, ada beberapa tips sebagai berikut:
a.       Saat mendengarkan, konsentrasi ke gagasan utama yang sedang dibahas. Coba untuk bedakan antara gagasan utama dengan penjelasan-penjelasan tambahan dan contoh-contoh. Apabila tidak paham dengan gagasan utama di balik penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh dosen atau pembicara, tidak ada salahnya untuk bertanya,
b.      Pikirkan tentang pertanyaan-pertanyaan yang temukan ketika membaca bahan-bahan atau materi yang disyaratkan. Apakah dosen atau pembicara telah membahas atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, apabila ada kesulitan untuk menemukan pertanyan, bisa mendapatkannya dengan mengubah Tujuan Pembelajaran/Learning Objective yang biasanya ada di bagian depan presentasi dosen, menjadi bentuk kalimat tanya. Catat informasi-informasi yang relevan dengan pertanyaan tersebut, termasuk juga pertanyaan-pertanyaan dari dosen,
c.       Buat catatan-catatan tindak lanjut “Harus lihat…”, “Saya belum paham….”, “Baca ini – penting”, “Cari bacaan tentang…”, “Lihat Website…”, “Tanya teman tentang….”. Melakukan komunikasi dengan diri sendiri tentang bacaaan atau materi,
d.      Seringkali ada petunjuk-petunjuk lisan yang disampaikan oleh dosen di kelas, misalnya ‘ini penting”, “ingat”, “ini akan keluar ujian”, “coba perhatikan”, “kesimpulannya..”, “berdasarkan penjelasan saya tersebut, maka…” dll yang semuanya mengindikasikan hal yang penting untuk dicatat dan juga harus jeli mengidentifikasi kapan dosen ganti topik, karena sebelum ganti topik, biasanya dosen menjelaskan simpulan dari topik sebelumnya,
e.       Mencatat dengan singkat, buat singkatan-singkatan yang dimengerti misalnya (cont. untuk contoh, simp. untuk kesimpulan, dll). Juga bisa memakai simbol, misalnya bintang untuk menandai hal penting, titik tiga untuk menandai kesimpulan, tanda tanya untuk menandai hal-hal yang belum ada mengerti dsb,
f.       Saat mendengarkan buat peta gagasan (conceptual map) dari penjelasan dosen dalam bentuk bagan atau gambar. Apa gagasan utama? Apa gagasan pendukung? Bagaimana kaitan antara masing-masing gagasan?,
g.      Konsentrasi akan menurun atau hilang setiap 20 menit. Ada baiknya berusaha mengembalikan fokus ketika konsentrasi mulai menurun, salah satunya adalah dengan bertanya kepada dosen,
h.      Jangan cemas apabila, setelah melakukan semua hal diatas, tetap tidak paham terhadap penjelasan dosen. Apalagi di awal-awal kuliah masih punya banyak kesempatan untuk berdiskusi dengan teman yang cukup paham, membaca lagi materi-materi dan catatan atau bertanya dengan dosen di luar kelas. Ingat, kemampuan mendengar secara aktif akan meningkat, seiring dengan banyaknya untuk berlatih.
E.     Tekhnik Mencatat
Hal-hal Yang Dapat Membantu Mencatat Efektif, sebagai berikut:
a.       Dengarkan materi secara aktif agar dapat menemukan ide-ide utama, membedakan hal yang penting yang akan dicatat dari hal yang tidak penting,
b.      Memperhatikan petunjuk-petunjuk penting dari pembicara atau bahan bacaan. Petunjuk dari pembicara berupa ekspresi wajah, nada suara, dll. Sedangkan judul, kata-kata miring dapat menjadi petunjuk penting dari bahan bacaan,
c.       Bertanya bila ada hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti.
d.      Mempelajari materi sebelumnya agar memperoleh gambaran umum mengenai hal-hal penting yang akan didengar atau dibaca kemudian,
e.       membuat catatan yang sesuai dengan karakteristik pribadi dengan menambahkan gambar, warna atau hal-hal yang paling disukai.
            F.     Strategi Mencatat
Strategi Mencatat menggunankan 5R, yaitu:
1.      Record (catat)
Menggunakan poin-poin penting, temukan ide utama, gunakan outline atau konsep pemetaan, gunakan kata-kata, gambar, grafik, atau hal lain yang diperlukan untuk memudahkan bila nantinya kita ingin mendapatkan informasi dengan cepat. Hindari kutipan kecuali bila sangat diperlukan,
2.      Reduce (sederhanakan)
Berdasarkan catatan yang tadi telah buat, sederhanakanlah dalam bentuk kata-kata kunci, kalimat inti, atau dalam bentuk pertanyaan pengarah.
3.      Recite (ceritakan)
Bercerita pada diri sendiri berdasarkan apa yang telah  dipelajari, ilustrasikan definisi atau konsep lainnya, buatlah perumpamaan atau contoh sendiri.

4.      Reflect (bayangkan)
Pikir ulang bagaimana hal tersebut dikaitkan dengan apa yang sebelumnya kita ketahui, beri tanda di catatan kita pada istilah-istilah yang paling mewakili pelajaran yang dimaksud.
5.      Review (ulangi)
Membuat ringkasan pada akhir dari satu bab pelajaran yang efektif

BAB II
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
      Belajar merupakan perubahan perilaku maupun pengetahuan yang relatif menetap disebabkan oleh pengalaman, strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain.
Mencatat memang bukan kegiatan yang paling penting dalam sebuah proses pembelajar. Tetapi, sebagai bagian dari sebuah sistem proses pembelajaran, kedudukannya menjadi sangat vital ketika kita merasa memiliki keterbatasan dalam mengingat dan memahami sebuah konsep atau persoalan.
Keterbatasan itulah yang menuntut sistem rangsangan tertentu yang mampu menstimulus otak akan bekerja lebih cepat, tepat, dan holistik.
B.     SARAN
Sebagai seorang calon pendidik ada beberapa hal yang dapat kita lakukan diantaranya:
1.      Pendidik harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika memberikan pengajaran kepada anak didiknya.
2.      Pendidik harus memastikan bahwa anak-anak didiknya senang, suka, diajar oleh kita, agar mereka dapat menerima materi dengan baik dan tidak merasa terpaksa.
3.      Menggunakan strategi-strategi yang menarik dan bermanfaat bagi siswa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar