Senin, 13 Mei 2013

RADANG GENETALIA INTERNA

By: Fristia Hidayat
MATERI
RADANG GENETALIA INTERNA


Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga peritoneum melalui vulva, vagina, uterus dan tuba falopii. Untuk mencegah terjadinya infeksi dari luar dan untuk menjaga jangan sampai infeksi meluas, masing-masing alat traktus genetalis memiliki mekanisme pertahanan (Sarwono,1999).
Vulva umumnya lebih resisten terhadap infeksi, sehingga luka-luka ringan lekas sembuh, kecuali jika kemasukan kuman-kuman yang benar-benar patogen. Penutupan vulva oleh labia mayora dan labia minora sedikit banyak memberi perlindungan terhadap infeksi (Sarwono,1999).
Pada vagina wanita dewasa adanya epitel yang cukup tebal dan glikogen serta basil Doderlein yang memungkinkan pembuatan asidum laktikum sehingga terdapat reaksi asam dalam vagina, memperkuat daya tahan vagina. Dalam vagina terdapat banyak kuman lain, akan tetapi dalam keadaan normal basil Doderlein lebih dominan. Pada masa kanak-kanak dan dalam masa sesudah menopause epitel lebih tipis dan glikogen serta basil Doderlein berkurang, dan ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya infeksi ( Sarwono,1999).
Pada serviks uteri kelenjar-kelenjar mengeluarkan lendir yang alkalis serta mengental di bagian bawah kanalis servikalis, dan ini menyukarkan masuknya kuman ke atas. Jika terdapat infeksi di endometrium, maka terlepasnya dan dikeluarkannya sebagian besar endometrium pada waktu haid, menyukarkan radang untuk terus bertahan ( Sarwono,1999).
Getaran rambut getar pada mukosa tuba falopii menyebabkan jalannya arus ke arah uterus, dan ini disokong oleh gerakan peristaltik tuba yang merupakan halangan pada infeksi untuk terus meluas ke rongga peritoneum (Sarwono, 1999).
Sekalipun pertahanan yang dilakukan berlapis, tetapi infeksi dapat terjadi bila daya tahan tubuh mengalami kemunduran atau kemampuan infeksi yang terlalu tinggi. Masuknya infeksi dapat terjadi melalui :
1.      Perlukaan menjadi pintu masuk menuju alat genetalia luar maupun bagian tengah dan bagian atas.
2.      Terjadi pada waktu persalinan atau tindakan medis yang menimbulkan perlukaan.
3.      Terjadi karena hubungan seks yang menimbulkan berbagai penyakit hubungan seksual.
Untuk pengetahuan bidan, tidak semua penyakit infeksi genetalia wanita perlu diketahui, tetapi hanya sebagian yang banyak dijumpai seperti vulvitis, vaginitis, servisitis, endometritis, dan penyakit radang panggul  (Manuaba, 1998).





 


Gambar : 1 Saluran Reproduksi Wanita



  
A.    ADNEKSITIS
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan sekitarnya.
Klasifikasi Adnexitis :
1.      Adnexitis akut
Radang tuba fallopi dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan oleh karena itu tepatlah diberi nama salpingoovotis atau adnexitis.
a.       Etiologi
Adnexitis paling sering disebabkan oleh Gonococus, di samping itu oleh staphylococcus, streptococcus, bacteri TBC (FK UNPAD, 2000). 
b.      Infeksi
1)      Naik dari cavum uteri (asenden)
2)      Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari appendik yang meradang (desenden)
3)      Haematogen terutama salpingitis tuberculosa biasanya bilateral (bilateral)
(FK UNPAD, 2000)
c.       Gejala – gejala
1)      Demam tinggi dengan menggigil, pasien sakit keras.
2)      Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan.
3)      Mual dan muntah jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan peritoneum.
4)      Kadang – kadang ada tanesmi adanum karena proses dekat pada rectum atau stigmoid.
5)      Taucher
a)      Nyeri tekan portio digoyangkan
b)      Nyeri kiri dan kanan dari uterus
c)      Kadang – kadang ada penebalan dari tuba
d)     Tuba yang sehat tidak dapat di raba
e)      Menorrhargi dan dysmenorhoe : sekunder bisanya terjadi oophoritis, salpingoopporitis lebih sering disebut adnexitis
f)       Adanya ‘’adnex tumo’’ karena terjadi perlekatan dengan anus
(FK UNPAD, 2000)
d.      Diferensial Diagnose
1)      KET biasanya tidak disertai demam, jika tes kehaminan positif
2)      Appendiksitis : tempat nyeri lebih tinggi
(Robin dkk, 1999)
e.       Terapi
1)      Istirahat, broad spectrum antibiotika dan corticosteroid
2)      Usus harus kosong (cairan parenteral)
3)      Jangan coitus untuk sementara
4)      Berobat jalan apabila pasien tidak rawat inap, dianjurkan diberi salah satu dari regimen kombinasi berikut :
a)      Amoksilin 3 gram per oral
b)      Ampicillin 3 gram per oral
c)      Ampicillin 3,5 gram per oral
d)     Prokain penicillin G dalam aqua : 4,8 juta unit pada dua tempat masing – masing disertai dengan pembelian probenesid 1 gram per os diikuti dengan Dokisiklin 100 mg per os 2 x 1 sehari selama 10 – 14 hari.
e)      Tetrasiklin 500 mg per os, 4 kali sehari selama sepuluh hari dapat juga dipakai walaupun hormone kurang aktif dalam melawan organism an aerob tertentu, (Dodsisiklin dan Tetrasiklin tidak digunakan selama kehamilan).
(FK UNPAD, 2000)
2.      Adnekcitis kronik
Adnexitis kronis sebagai lanjutan dari adnexitis akut, sejak permulaan sakit sifatnya kronis seperti adnexitis tuberkolosis.
a.         Gejala – gejala
1)   Anamnesis telah menderita adnexitis akut.
2)   Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid. Kadang – kadang nyeri di pinggang atau waktu BAB.
3)   Dysmenorhoe
4)   Menorrargia
5)   Infertilitas
b.         Diagnosa
Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnek tumor ini dapat berupa pyosalping atau hydro salping. Karena perisalping dapat terjadi perlekatan dengan alat – alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leukosit dan lymphocylosis. Salah satu bentuk yang khas ialah yang disebut salpingitios. Nampak pada pars isthica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. adenxit is pada seorang irgo harus menimbulkan kecurigaan
c.          Diferensial diagnose Adnexitis
Kalau adnek tumor bilateral maka diagnose boleh dikatakan pasti. Adnek tumor yang unilateral harus dibedakan dari :
1)      Appendicitis chronic
2)      Kehamilan ektopik terpadu (Abortus tubair)
d.  Terapi
1) Antibiotika dan istirahat
2) Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif
(FK UNPAD, 2000)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar