Sabtu, 11 Mei 2013

Euis Agustin Indah Safitri


Hipertensi esensial

Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh factor emosi dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi tidak menunjukan gejala-gejala lain kecuali hipertensi. Yang paling banyak dijumpai adalah hipertensi esensial jinak dengan tekanan darah sekitar 140/90 sampai 160/100. hipertensi jarang berubaah menjadi ganas secara mendadak  sehingga mencapai sistolik 200 mmHg atau lebih. Gejala-gejala seperti kelaianan jantung, arteriosclerosis, perdarahan otak, dan penyakit baru timbul setelah dalam waktu lama dan penyakit terus berlanjut.
  1. kehamilan dengan hipertensi esensial akan berlangsung normal sampai aterm
  2. pada kehamilan setelah 30 minggu, 30% dari wanita hamil akan menunjukan kenaikan tekanan darahnya namun tanpa gejala.
  3. Kira-kira 20% daru wanita hamil akan menunjukan kenaikan tekanan darah yang mencolok, bisa disertai proteiunaria dan edema (pre-eklamsi penglihatidak murni ) dengan keluhan : sakit kepala, nyeri epigastrium, mual, muntah, dan gangguan penglihatan (visus).
Hipertensi esensial dijumpai pada  1-3% dari seluruh kehamilan. Hipetensi ini lebih sering djumpai pada multipara berusia lanjut dan kira-kira 20% dari kasus toksemia gravidarum.

Penaganan
  1. dalam kehamilan :
o   dianjurkan menaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan, jika perlu, dkonsultasikan pada ahli.

o   Dianjurkan cukup istirahat, menjauhi emosi, dan jangan bekerja terlalu berat.
o   Penambahaan berat badan yang agresif harus dicegah. Diajnjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang rendah kemak dan rendah garam.
o   Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin dan sebagainya.

Pemberian obat-obatan :
  1. anti-hipertensi : serpasil katapres, minipres, dan sebagainya.
  2. Obat penenang : fenobarbital, valium frisium ativan dan sebagainya.

Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus diperkirakan bila ada tanda-tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat), apalagi bila janin telah meninggal dalam kandungan. Pengakhiran kahamilan ini sebaaiknya dirundingkan antar disiplin ; dengan ahli penyakit dalaam: apakah memang ada ancaman terhadap jiwa wanita ini.

  1. dalam persalinan
    • kala 1 akan berlangsung tanpa gangguan
    • kala II memerlukan pengawasan yang cermat dan teliti. Bila ada tanda-tanda penyakit bertambah berat dan pembukaan hamper atau sudah lengkap, ibu dilarang mengedan, kala II diperpendek dengan melakukan ekstraksi vakum atau forseps.
    • Pada primitua dengan anak hidup dilakukan secara seksio sesaria primer.
Prognosis                            
  1. prognosis untuk ibu kurang baik. Angka kematian ibu kira-kira 1-2% biasa disebabkan oleh perdarahan otak, payah jantung, dan uremia
  2. prognosis bagi janin juga kurang baik, karena adanya insufiensi plasenta, solosio plasenta. Janin bertumbuh kurang sempurna : prematuritas dan dismaturitas. Angka kematian bayi 20%

Nasihat
  1. dianjurkan untuk memakai kontrasepsi, bila jumlah anak belum cukup, selama beberapa tahun.
  2. bila jumlah aanak sudah cukup, dianjurkan untuk segera melakukan tubektomi.

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI ESENSIAL
Telah dibuktikan oleh para peneliti, bahwa dengan mengendalikan tekanan darah maka angka morbiditas dan angka mortalitas dapat diturunkan. Oleh karena itu walaupun seorang dokter belum menemukan etiologi dari hipertensi yang didapat pada penderita, pengobatan sudah boleh dilaksanakan.
Yang menjadi masalah adalah saat yang tepat untuk memulai pengobatan.
Hal ini penting karena pada kenyataannya, pengobatan hipertensi adalah pengobatan seumur hidup.

PRINSIP PENATALAKSANAAN
1.       Menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah yang masih dapat ditoleransi penderita.
2.       Meningkatkan kemungkinan kwalitas dan harapan hidup penderita.
3.       Mencegah komplikasi yang mungkin timbul dan menormalkan kembali seoptimal mungkin komplikasi yang sudah terjadi.

A. PENATALAKSANAAN UMUM
            Adalah usaha untuk mengurangi faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Penatalaksanaan umum adalah penatalakasanaan tanpa obat-obatan, yang menurut beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologik, bahkan mempunyai beberapa keuntungan, terutama pada pengobatan hipertensi ringan.
            Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah :
1.       Diet rendah garam : dengan mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5   gram/hari. Disamping bermanfaat menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk mengurangi resiko hipokalemi yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.
2.        Diet rendah lemak telah terbukti pula bisa menurunkan tekanan darah.
3.       Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol telah dibuktikan dalam banyak penelitian bisa menurunkan tekanan darah.
4.       Menurunkan berat badan : setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 – 2,5 mmHg.
5.       Olah raga teratur : berguna untuk membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan tekanan darah.
6.       Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.
7.       Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace, ketimun, belimbung wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.

B.    MEDIKAMENTOSA
       OBAT HIPERTENSI YANG TERSEDIA DI PUSKESMAS
            Penatalakasanaan hipertensi dengan obat-obatan di Puskesmas disesuaikan dengan ketersediaan obat yang ada di Puskesmas pula, yaitu :
1.    Golongan Diuretik
a. Hidroklorotiasid 25 mg(HCT)
   Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
  Dosis : 1-2 X 25-50 mg.
   Efek samping : hipokalemi, hiponatremi, hiperurikalemi, hiperkolesterolemi, hiperglikemi, kelemahan atau kram otot, muntah dan disines.
  Kontra indikasi : DM, Gout Artritis, riwayat alergi (Sindrom Steven Johnson).
  Catatan :
  terapi hipertensi pada usia lanjut dengan HCT lebih banyak efek sampingnya dari pada efektifitasnya.
  Untuk menghindari efek hipokalemi maka diberikan asupan Kalium 1 X 500 mg, atau memperbanyak makan pisang.
b. Furosemid 40 mg
  Indikasi : hipertensi ringan sampai berat.
  Dosis : 1-2 X 40-80 mg.
  Efek samping : sama dengan HCT.
  Kontra indikasi : DM, gout artritis, riwayat alergi (Sindrom Steven Johnson).
2.    Golongan Inhibitor Simpatik (Beta Blocker)
       Propranolol 40 mgØ
  Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
  Dosis : 3 X 40-160 mg.
  Efek samping : depresi, insomnia, mimpi buruk, pusing, mual, diare, obstipasi, bronkospasme, kram otot dan bradikardi serta gagal jantung.
  Kontra indikasi : DM, gagal jantung, asma, depresi.
3.    Golongan Blok Ganglion
a. Klonidin 0,15 mg
  Indikasi : hipertensi sedang sampai berat.
  Dosis : 2-3 X 0,15-1,2 mg
  Efek samping : mulut kering, kelelahan, mengantuk, bradikardi, impotensi, gangguan hati dan depresi.
  Kontra indikasi : hepatitis akut, sirosis hepatis, depresi.

b. Reserpin 0,25 mg dan 0,1 mg.
  Indikasi : hipertensi sedang sampai berat.
  Dosis : 1-2 X 0,1-0,25 mg
  Efek samping : bradikardi, eksaserbasi asma, diare, penambahan berat badan mimpi buruk, depresi.
  Kontra indikasi : asma, depresi.
4.    Golongan Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (ACE I)
       Kaptopril 25 mgØ
  Indikasi : hipertensi ringan sampai berat
  Dosis : dosis awal 2-3 X 12,5-25 mg, bila setelah 1-2 minggu belum ada respon dosis dinaikkan 2-3 X 50 mg.
Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan.
  Efek samping : pruritus, retensi kalium ringan, proteinuri, gagal ginjal, neutropeni dan agranulositosis, mual dan muntah, gangguan pengecap, parestesia, bronkospame, limfadenopati dan batuk-batuk.
  Kontra indikasi : asma
5.    Golongan Antagonis Kalsium
a. Diltiazem 30 mg
  Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
  Dosis : 3-4 X 30 mg.
  Efek samping : Bradikardi, dizziness, sakit kepala, mual, muntah, diare, konstipasi, udem ekstremitas bawah, shoulder and elbow pain.
  Kontra indikasi : Sick sinus Syndrome, AV Block.
b. Nifedipin 10 mg
  Indikasi : hipertensi ringan sampai berat.
  Dosis : 3 X 10-20 mg
  Efek samping : sama dengan diltiasem.
  Kontra indikasi : sama dengan diltiasem.



SENI TERAPI
1.    Hipertensi Ringan (diastol 90 - 110 mmHg)
  Pilihan obat pertama : diuretik atau beta blocker
  Obat tambahan : Diuretik + Beta blocker
2.    Hipertensi sedang (diastol : 110-130 mmHg)
  Pilihan obat pertama : Diuretik + Beta blocker
  Obat tambahan : Klonidin
3.    Hipertensi Berat (diastol > 130 mmHg)
  Pilihan obat pertama : Klonidin + Diuretik.
  Obat tambahan : Beta Blocker

TAPERING OFF DAN DOSIS PEMELIHARAAN
            Adalah penghentian terapi hipertensi dengan mengurangi dosis secara perlahan. Hal ini ditujukan untuk menghindari efek “rebound fenomena”, yaitu peningkatan kembali tekanan darah setelah penghentian terapi obat-obatan secara mendadak.
Penurunan dosis disesuaikan dengan penurunan tekanan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar